Kenyataanya
adalah hanya dongeng yang selalu berakhir bahagia...
Tapi
Malaikat tak pernah terlambat dengan tugasnya...
Menjadi
penyelamat ketika semuanya akan berakhir...
Keluarga
Vanhouten merupakan salah satu keluarga terkaya di kota. Aset kekayaan mereka
terdiri dari kepemilikan tanah yang hampir setengah dari kota tempat tinggal
mereka. Di tanah itu mereka mempunyai banyak pekerja dipertanian. Sehingga
hasil panen yang mereka dapatkan sangat melimpah dan menambah pundi-pundi
kekayaan mereka. Walaupun tarmasuk keluarga yang kaya raya, keluarga Vanhouten
tidak pernah tinggi hati, mereka termasuk orang-orang yang dermawan. Gaji para
petani yang cukup besar membuat mereka betah bekerja pada keluarga vanhouten.
Karena kebaikannya itu pula banyak warga yang menyukai dan menghormati keluarga
vanhouten. Suatu musim semi yang panjang membuat para petani harus bekerja
ekstra keras. Kemudian pada musim semi itu pula kepala keluarga vanhouten,
Robbert vanhouten. Menghembuskan napas terakhirnya karena menderita penyakit
mematikan. Setelah kematian Robbert sang istri Luisa berusaha memimpin
pekerjaan suaminya. Tapi Luisa sangat kesusahan dengan pekerjaan sang suami
yang tak semudah ia bayangkan. Apalagi Luisa merupakan seorang ibu untuk kedua
putri Robbert. Beberapa bulan sejak kematian suaminya, akhirnya Luisa menikah kembali.
Sebenarnya ibu dua anak itu tidak mau menghianati sang suami, Robbert. Tapi
karena desakan keluarga yang membutuhkan seorang pemimpin untuk mengurus ladang
pertanian mereka. Akhirnya Luisa menikah dengan pengacara kepercayaan sang
suami, Mark Delton.
“
ibu berbahagialah! ” Gadis cantik bermata biru terang membisikan kata-kata itu
pada sang ibu. Pelukan eratnya seakan menyalurkan semangat untuk hidupnya yang
hancur setelah ditinggal sang suami,Robert. Tapi anak pertamanya Laela, memang
mempunyai hati yang baik. Selalu patuh kepada kedua orang tua dan sangat
menyayangi adiknya, Luna.
“
Terimakasih dear... ibu sangat menyayangimu” Sang ibu membalas pelukan anak
pertamanya itu dengan tak kalah erat.
Sekilas
ingatan Laela tentang pernikahan ibunya dengan Mark delton yang sekarang telah resmi menjadi
ayah tirinya. Semuanya berjalan lancar dan normal kembali. Hidup keluarga
Vanhouten menjadi lengkap dan sibuk dengan kesibukannya masing-masing. Ibunya
yang disibukan dengan acara amalnya dengan para ibu-ibu bangsawan lain. Ayah
tirinya yang memimpin bisnis pertaniannya. Serta Laela sendiri hanya dirumah
menjaga sang adik. Karena sekarang tidak ada lagi pengurus rumah tangga.
Meskipun berjalan dengan baik selama berbulan-bulan, namun Laela merasakan ada
yang janggal. Dan ia merasa tidak tenang.
Tiba-tiba
hari itu sangat mengejutkan Laela. Rumah sakit mengabarkan kecelakaan yang
menimpa Luisa, ibunya.
“Ayah akan kerumah sakit, apa kau akan ikut
Laela? “ Mark, ayah tirinya berkata smbil terburu-buru mengambil kunci mobil.
“
Ayah aku ingin, tapi bagaimana dengan Luna? “ Luna memang adik Laela yang
malang. Gadis kecil itu sudah memiliki penyakit anemia kronis sejak ia masih
bayi. Luna tak bisa sembarangan keluar rumah karena penyakitnya itu. Lagi pula
semua pengurus rumah tangga keluarga Vanhouten sudah diberhentikan Mark Delton,
ayah tirinya. Awalnya luisa menolak namun sang ayah bersikeras pada keputusan
memberhentikan seluruh pekerja dirumahnya. Mark berpendapat bahwa mereka harus
mengirit untuk membiayai pengobatan Luna. Akhirnya Luisa dan Laela menyetujui keputusan
Mark.
“
Baik, kalau begitu kau jangan kerumah sakit, jaga Luna. Aku akan segera
mengabarkan kondisi Ibu mu secepatnya”
Namun
yang Laela tak tahu adalah semua kecelakaan itu adalah rencana Mark. Bukannya
pergi kerumah sakit Mark malah pergi ke kantor pengacara keluarga Vanhouten.
Mark meminta surat wasiat yang dulu diberikan kepadanya. Tapi karena ia
menikahi Luisa, sehingga surat wasiat itu jatuh ke tangan pengacara lain.
“
Laela, Luisa telah wapat! “ Kata Mark.
Setelah membuka surat wasiat itu Mark menjadi geram. Disurat itu tertera “ Aku
mewariskan hartaku untuk kedua anak perempuanku. “ apa? Sungguh sial.
“ Dam it! “ Mark memaki tubuh istrinya yang tak
berdaya akibat ulahnya, menyabotasi mobil sang istri. Luisa berbaring lemah
dengan selang –selang penunjang kehidupan. Kata dokter kondisinya kritis dan
tinggal menunggu keajaiban.
“
istriku tercinta sebelum kau meninggal. Aku ingin menyampaikan rahasiaku
padamu. Aku adalah orang yang membunuh Robbert, dan aku juga yang akan
membunuhmu...sayang. “ Mark mencabut selang oksigen Luisa. Tak lama kemudian
alat pengukur detak jantung berbunyi nyaring, menandakan sang pasien
menghembuskan napas terakhir. Dengan memasang tampang khawatir dan sedih, Mark
membunyikan bel tanda pasien butuh bantuan. Kemudian para dokter berdatangan.
Pemakaman
baru saja selesai dilaksanakan. Luisa seakan tak bisa membedakan antara dunia
nyata dan mimpi. Semuanya begitu cepat, ayahnya kemudian ibunya meninggal.
Sebenarnya Laela agak curiga dengan
semua yang menimpa keluarganya. Pasalnya dulu Laela pernah mendengar Mark
berkata di telpon “ Suaminya telah wapat, Selanjutnya istriku tercinta “ saat
itu Laela menghiraukan pembicaraan itu, yah... mungkin Laela salah dengar. Bisa
saja kan? Tapi sekarang Laela jadi mengerti. Dan entah kenapa menjadi sangat
membenci Mark Delton.
Malam
begitu kelam, hujan diluar sangat deras, Laela baru saja hendak pergi
kekamarnya setelah menina bobokan adiknya, Luna. Berbeda dengan adiknya yang
berambut hitam seperti sang ayah, rambut Laela berwarna pirang keemasan seperti
sang ibu, Luisa. Tak terasa air mata mengalir dipipi putih kemerahan itu,
diciumnya kening Luna. Kemudian mematikan lampu dan menutup pintu kamar Luna
dengan perlahan.
Tiba-tiba
dirasakannya cengkaraman kasar ditangannya, Laela meronta.
“akh...apa
yang kau lakukan? “ Mark menyeret Laela ke kamar sang ibu, Luisa. Kemudian ia
mengambil sebuah tali dan mencekik Laela.
“aaaaakh...kau
me...mang penjahat, Mark! “ Laela berusaha melepaskan diri. Napasnya sesak dan
lehernya terasa sakit, Ia terus meronta, lalu kemudian tak sengaja Mark
menabrak lampu tidur sehingga membuatnya terjatuh. Laela tak menyia-nyiakan
kesempatan itu. Dengan cepat ia berlari dari cengkraman Mark. Laela berhasil kabur dan lari, namun Mark
masih mengejar dibelakangnya seperti setan yang haus membunuh, tubuh Laela
bergetar karena rasa takut. Kemudian Laela masuk ke kamarnya dan ketika hendak
menutup pintu, Mark mendorongnya dengan kuat. Laela tak bisa berkutik ketika
pintu terjembap terbuka. Mark masuk Laela kemudian mencakar wajahnya ketika ada
kesempatan. Ia sangat membenci Mark delton. Tak disangka Laela, Mark ternyata
berbalik kemudian mengunci pintu kamar Laela. Dan begitu tersadar tentang
adiknya, Laela langsung histeris. Ketika Laela melihat dari celah kunci pintu
pintu, ia melihat Mark masuk ke kamar aLuna, dan membangunkan adik kecilnya
itu. Dengan tergesa-gesa Laela mencari cara untuk pergi ke kamar adiknya. Kemudian
dengan nekad Laela turun melalui jendela kamarnya ke lantai satu rumahnya.
Karena hujan begitu deras sehingga kusen pijakan Laela menjadi begitu licin.
Dengan hati yang terus berdo’a akhirnya ia bisa mencapai jendela kamar Mark.
Dengan tergesa-gesa Laela membuka laci tempak kerja lelaki kejam itu. Laela
akan membunuhnya.
Begitu
sampai di kamar Luna, ia melihat Mark sedang menyeringai diatas tubuh adiknya
yang sudah tergeletak di lantai marer. Luna takbergerak. Laela marah kemudian
ia mengacungkan pestol nya dan hendak menembak lelaki biadab itu. Tapi meskipun
kemarahan menguasainya, ia hanya menembak lampu dibelakang tubuh Mark. Sehingga
pecahannya membuat Mark meringis kesakitan.
Laela
menghampiri tubuh Luna yang tak berdaya, dipangkunya kepala adiknya itu. Darah,
merah begitu pekat mengotori tangannya. Dan Laela mulai terisak menangis. Luna
sudah tidak bernyawa.
Laela
kemudian menghampiri kembali Mark lelaki itu sedang menelpon entah siapa.
Laelamenodongkan pistol ke kepala Mark, ia benci, marah dan sedih karean Mark
telah berbuat kejam kepada keluarganya, terutama kepada adiknya, Luna. Laela
terisak menangis.Tapi walaupun amarah menguasainya Laela tak mampu sedikitpun
menarik pelatuknya. Tangannya gemetar. Kemudian Laela membuang pistolnya, dan
berlari. Berlari dari lelaki iblis itu. Ia ketakuan.
Kemudian
para polisi datang, Mark berlagak seperti seorang ayah baik hati dan membuat
pengakuan kejam. Mark membuat Laela menjadi tersangka sebagai pembunuh adiknya
sendiri, dan Laela kemudiaan melukai Mark. Mark , menuduh Laela sakit jiwa. Dan
para polisi mempercayainya begitu saja. Bukti-bukti memojakan Laela. Pistol
yang ia gunakan untuk mempertahankan dirinya dari Mark yang kesetanan, malah
menjadi bukti atas tuduhan Mark yang tidak benar.
Laela
pasrah tak melawan. Semua kejadian yang menimpanya membuatnya trauma. Ia sudah
lelah. Kemudian Laela merasakan sengatan tajam jarum suntik ditangannya, lalu
dengan perlahan kesadarannya mulai sirna. Semuanya menjadi sangat ringan.
Gadis
cantik berambut pirang tertidur dengan nyaman. Tak tahu bahaya apa yang akan
menantinya.yah seakan gadis pirang itu benar-benar membutuhkan istirahat yang
panjang untuk menghadapi pertarungannya. Sang ayah tiri dengan santai melajukan
mobil mewah keluarga Vanhouten. Mobil keluaran terbaru itu membelah jalan
panjang dan membawa sang pengemudi kesuatu tempat. Rumah sakit jiwa.
Dengan
teganya, setelah mobil berwarna hitam itu berhenti sang ayah langsung menyuruh
petugas rumah sakit menyeret gadis pirang itu. Karena dibangunkan secara tiba-tiba
dan langsung di seret membuat Laila tak mampu mengendalikan diri dan akhirnya
terjatuh. Kakinya sakit, tapi cengkraman ditangannya menyuruhnya cepat bangun
dan berjalan kembali. Apa yang akan Mark rencanakan? Sungguh biadab.
Salah
satu lelaki yang Menyeret Laela membunyikan bel setelah mereka sampai disebuah
ruangan, seperti ruang resepsionis. Dari seragam mereka dapat dikenali bahwa
mereka seorang perawat. Mark segera mengisi sesuatu di kertas yang diberikan
seorang suster. Tak banyak bicara, suster itu mengambil kembali kertas itu dari
Mark. Kemudian datang lima orang laki-laki dengan seragam sama putih seperti
dua orang yang menyeretnya. Satu orang ditengah tampak berbeda, sepertinya
pimpinan rumah sakit disini. Kemudin membawa Laela, memberikannya sebuah baju
yang terlihat cukup kumuh.Mereka terus berjalan, tapi sepenglihatan Laela
jalan-jalan dan ruangan mereka sangat dijaga ketat. Mereka akan menemui penjaga
yang akan membukakan kunci pintu untuk masuk kedalam. Penjagaan diirumah sakit
jiwa ini hampir sama ketatnya seperti sel tempat narapidana terburuk di AS.
Sungguh mengejutkan. Bahkan Laela bisa melihat didinding
tembok itu tertempel sebuah peta, Ia
bisa melihat peta lokasi rumah sakit jiwa ini yang sangat rumit. Jika
mereka ingin keluar tanpa peta itu pastinya mereka akan tersesat dan akhirnya tertangkap dengan
mudah.
Marcus Cho seorang bangsawan berhati iblis. kehidupannya yang kelam dimasa lalu menjadikannya tak berperasaan dan jahat. ia dikenal sebagai salah satu bangsawan kaya raya di AS. Tidak ada yang tahu masa lalunya. Tetapi banyak orang yang percaya akan kedok kebaikannya. Dia merupakan pendiri rumah sakit jiwa terbesar di AS. Rumah sakit jiwa itu ia bangun secara percuma dan gratis bagi siapapun yang ingin memasukan salah satu keluarganya yang gila ke rumah sakit ini. Syangnya itu bukanlah rumah sakit biasa, melainkan rumah bagi orang-orang terbuang yang tidak diinginkan seperti Laela. Dan bagaimanakah jika seorang Laela yang putus asa bertemu dengan Marcus Cho dengan segudang kejahatannya?
tobecontinued...
Cerita
ini terinsfirasi dari sebuah pilm, sayangnya pilm itu tidak sempat aku tonton
sampai tamat, karena vidionya
keburu mati duluan -_-
30 Oktober 2017 pukul 09.27
judul film nya apa unnie???